Demikian disampaikan Ketua PB Percasi Hashim Djojohadikusumo kepada wartawan di Jakarta, Rabu (8/1/2014). Sistem pembinaan yang dimaksud adalah melakukan pembinaan sejak dini dengan melalui kelompok umur. Sebab menurut Hasyim, cara tersebut dinilai cukup efektif dalam melakukan regenerasi. "Sejak awal saya yakin dengan pembinaan yang dilakukan menyeluruh dan konsisten untuk mengantarkan tim catur Indonesia pada puncak prestasi dunia," tegasnya usai jajaran pengurusnya dilantik Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman di Gedung Serbaguna, Senayan, Jakarta.
Teori yang diterapkan tersebut sudah teruji saat para pecatur kita meraih di SEA Games 2013 di Nay Pyi Taw, Myanmar. Gabungan pemain senior dan junior mampu menunjukkan kemampuan terbaik bahkan mampu menjadi juara umum. Hashim menilai, selain sistem pembinaan yang bagus, raihan medali pada SEA Games 2013 juga tidak lepas dari peran dunia usaha, publik maupun BUMN yang selama ini memberikan dukungan penuh terhadap olahraga catur.
"Sebagai pengusaha, saya tidak ragu untuk mendukungnya karena hasilnya bagi Indonesia sangat jelas. PB Percasi juga berterima kasih memperoleh dukungan besar dari Perusahaan Listrik Negara," tambahnya.
Sementara itu Ketua Umum KONI Pusat Tono mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi prestasi catur pada SEA Games 2013 Myanmar. Cabang olahraga catur merupakan salah satu cabang yang mampu melebih target yang ditetapkan. "Ketika cabang lain banyak yang tidak mencapai target, tapi catur mampu meraih prestasi sangat luar biasa. KONI sangat bangga catur Indonesia mampu meraih lima emas, empat perak dan tujuh perunggu," tegas Tono usai acara pelantikan tersebut. (Jordan)