Jabatan terakhirnya di Kemkominfo adalah sebagai Kepala Pusat Informasi dan Humas dan sudah cukup lama berkutat di bidang komunikasi dan informatika. Saat dikonfirmasi soal dirinya masuk dalam jajaran calon menteri Kabinet Jokowi-JK, sebagai Menkominfo, Gatot mengatakan, syukur karena dipercaya oleh pihak tertentu untuk menanggung amanah sebagai menteri.
"Kalau ini benar menjadi kenyataan, Alhamdulillah bagi saya, berarti masih ada kepercayaan dari sejumlah pihak untuk kemungkinan menempati jabatan tersebut. Namun saya harus sadar diri, bahwa persaingan sangat ketat dan semuanya tergantung pada pak Jokowi dan pak JK," katanya di sela-sela kepada wartawan saat peluncuran buku The PR2, Profesi Penuh Tantangan, Tapi Bisa dinikmati, Selasa (16/9/20104) di kawasan Mega Kuningan, Jakarta. Buku tersebut adalah karya kedua dari pria yang pernah belajar di Australia dan Jerman.
Gatot menilai tradisi keterbukaan ini patut diapresiasi karena berani mendobrak budaya pemilihan pejabat setingkat menteri yang biasa dilakukan dari lingkup partai. Namun kali ini penilainnya berdasarkan aspirasi dan kompetensi.
"Tradisi keterbukaan ini patut apresiasi sebab membuka lembaran baru bahwa untuk menjadi pejabat publik setingkat menteri harus mempertimbangkan aspirasi publik meski tetap mengacu pada kompetensi dan track record yang ada,"tandasnya. Gatot pun mengaku bila dirinya sangat siap bila kemudian benar-benar dipilih oleh Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai Menkoinfo.
"Saya sangat siap. Satu hal lagi, periode pemerintahan 2014 -2019 di era Jokowi-JK tentu tidak tertutup kemungkinan dari turbulensi politik di Senayan. Artinya pengalaman kerja under pressure selama ini Insya Allah cukup menjadi bekal untuk turut mengatasi turbulensi tersebut,"tambanya. (Jordan)