Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

KONI Pusat Harus Tegas

Jumat, 03 Oktober 2014

Share this history on :
KONI Pusat harus bertindak tegas dalam menyikapi adanya dualisme bahkan tigalisme cabang olahraga (cabor). Jika induk organisasi cabor yang terbelah itu diberi tenggang waktu misalnya 6 bulan untuk menyelesaikan masalahnya. Kalau tidak, KONI berhak membekukkan mereka.Demikian disampaikan Icuk Sugiharto selaku Wakil Ketua Umum KONIDA DKI kepada wartawan seusai mengikuti Rapat Kordinasi (Rakornis) KONI di Hotel Century Park Senayan Jakarta, Kamis, (2/10) malam.
Rakornis yang dihadiri seluruh KONI Provinsi dan dibuka secara resmi oleh Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman itu membahas masalah persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja 2014, Nopember mendatang di Jatim. Dan Tuan Rumah PON Remaja 2018.
Icuk menambahkan adanya perpecahan di tubuh induk organisasi cabor, yang menjadi korban adalah atlet. ’’Ya mereka bingung mau ikut pengurus yang mana,’’tandasnya. Mantan juara dunia itu lebih jauh mengatakan, pembekuan menjadi pilihan terakhir dan KONI Pusat perlu mengambil keputusan tegas demi menyelematkan prestasi atlet.
Masih menurut Icuk bahwa ia jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut akan membunuh pembinaan. Ia juga mengingatkan, jangan sampai kondisi yang tak kondunsif itu justru menyita energi kita semua jelang persiapan menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Kini tercatat ada tiga cabor yang bermasalah dan belum menemukan titik penyelesaiaan yakni PP.ISSI (balap sepeda), PTMSI (tenis meja) dan Equestrian (berkuda). Bahkan PP.ISSI terbelah menjadi tiga.
Pembekuan terhadap suatu cabor oleh KONI sesungguhnya bukan tak pernah terjadi. Pasalnya pada era KONI dipimpin Agum Gumelar, Pengurus Besar Persatuan Hoki Seluruh Indonesia (PB.PHSI) pimpinan Rajh Kumar Singh dibekukkan dari keanggotaan resmi KONI Pusat.
Pembekuan itu terpaksa dilakukan karena PHSI pimpinan Kumar Singh yang sudah 31 tahun kehilangan legitimasi menyusul mosi tak percaya dari mayoritas Pengprov. Namun lelaki berdarah India itu tak bergemim sampai akhirnya di bekukkan KONI melalui Rapat Anggota Tahunan tahun 2003.
Hak keanggotaan PHSI dipulihkan kembali pada saat KONI dipimpin Rita Subowo tepatnya pada Rapat Anggota Tahunan tahun 2011 di Pekan Baru Riau.
Menghadapi Asian Games 2018 di mana Indonesia menjadi penyelenggara, menurut Icuk, membutuhkan kesungguhan dari kita semua. Mulai dari pemerintah, KONI, KOI, induk organisasi cabang olahraga hingga kalangan dunia usaha harus bersama-sama mensukseskan pesta olahraga terbesar di kawa san Asia itu.
Khusus mengenai persiapan atlet, Icuk yang juga Ketua Pengprov PBSI DKI itu secara tegas mengatakan, KONI lah yan g berada di garda terdepan. Mulai dari sekarang KONI sudah bisa memanggil cabang-cabang olahraga yang bakal dipersiapkan.
“Dari fakta yang ada, saya kira untuk Asian Games 2018 dengan posisi kita sebagai tuan rumah, tentu cabor yang potensial menghasilkan medali diprioritaskan. Meski menjadi tuan rumah bukan berarti kita harus ikut semua cabor, kita harus berani efisiensi,” tandasnya. (Jordan)

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...