Hal itu disampaikan anggota Tim 9 Gatot Dewa Broto kepada wartawan di Ruang Media Center Kantor Menpora, Rabu (7/1/2015). Kata Gatot, pihak Kompas sendiri juga dikabarkan telah mengirim surat pada Kemenpora untuk tidak memasukan Budiarto sebagai anggota Tim Sembilan. Kabar tersebut juga telah dibenarkan oleh Menpora Imam Nahwari. Pihak Kemenpora juga telah menerima keputusan tersebut.
“Kompas secara resmi mengirim surat ke kami. Mereka mengaku ingin independen dan mereka mengucapkan terima kasih kepada Menpora atas perhatiannya kepada pak (Budiarto) Shambazy. Kemudian untuk menjaga independensi media, Kompas meminta untuk Pak Shambazy tidak masuk Tim 9 dan kami menerima itu,” kata Gatot.
Terkait hal itu, Kemenpora dipastikan harus mencari pengganti Budiarto untuk tetap melanjutkan agenda Tim Sembilan. Menpora mengatakan jika pihaknya belum menemukan sosok pengganti. Berhembus kabar pengganti dari Budiarto adalah orang yang berasal dari media lain. Namun, hal tersebut masih belum diketahui secara pastinya.
Tim Sembilan sendiri telah dibentuk oleh Menpora dengan tujuan mengawasi dan mengevaluasi kinerja badan induk tertinggi sepakbola Indonesia, PSSI. "Nantinya, tim ini akan bekerja selama tiga bulan ke depan," tegasnya.
Ia menolak anggapan soal anggaran yang digunakan untuk Tim 9 selama bekerja akan menghabiskan dana sebesar Rp 2 miliar. "Itu tidak benar. Kami tidak akan menghabiskan dana sebesar Rp 2 m, bahkan, Rp 1 m pun tidak sampai. Kira-kira dana yang akan kita habiskan hanya sekitar Rp 600 juta hingga Rp 700 juta," ungkap Gatot. (Jordan)