Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

HPP Program Andalan Satlak Prima

Senin, 07 Desember 2015

Share this history on :
KETUA Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Ka Satlak Prima) Laksamana TNI (Pur) Achmad Sutjipto buka-bukaan soal Rencana Strategis 2015-2018 di hadapan para pemimpin redaksi dan wartawan di Hotel Grand Tropic di kawasan Slipi, Jakarta Barat, Sabtu (5/12/2015).

Jika dilihat Paparan presentasi high performance program (HPP) versi Satlak Prima yang baru ini memang sangat menakjubkan. Menurut Sutjipto, pemaparan itu untuk mendapatkan masukan positif dari para wartawan yang hadir. "Ke depan, Satlak Prima siap menerima kritik. Kami tidak ingin dininabobokan dengan pujian, kritik seringkali justru lebih baik untuk memperbaiki kinerja kami,” tegas mantan KSAL ini.

Asumsi Sepanjang 2015 hingga 2018, atlet-atlet Indonesia program performa tinggi (HPP) setidaknya akan tampil di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, SEA Games 2017 di Malaysia, dan tentu saja Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Salah satu yang dibidik Satlak Prima di Olimpiade Rio de Jainero 2016 adalah mengembalikan tradisi medali emas yang sejak 1992 terjadi, namun runtuh pada 2012. Meski dengan waktu yang bisa disebut cukup singkat.

Setelah itu, program berikutnya adalah perbaikan peringkat di SEA Games 2017 di Malaysia setelah posisi 4 di SEA Games 2013 Myanmar dan peringkat 5 pada SEA Games 2015 di Singapura. Dan, di Asian Games 2018, di mana Indonesia mencanangkan diri sebagai tuan rumah, Satlak Prima tentu juga bertekad memberi bekal para atlet dengan kemampuan maksimal agar perolehan medali emas meningkat lebih tajam. Pada Asian Games 2014, Indonesia berada di peringkat 17 dengan 4 emas, 5 perak, dan 11 perunggu.

Menurut Sutjipto, Satlak Prima di bawah komandonya kini melakukan pendekatan baru untuk mencapai hasil lebih optimal, antara lain dengan lebih banyak mengandalkan pendekatan ilmiah dari segala sektor karena di belahan dunia manapun, tak ada prestasi olahraga yang dapat dicapai melalui magical track.

Selain itu, untuk lebih mendapatkan hasil maksimal, Satlak Prima juga mengajak mantan-mantan atlet Olimpian antara lain Taufik Hidayat, Lukman Niode, dan Hadi Wihardja. Dalam paparan konsep yang dibeberkan Sutjipto, Satlak Prima akan menggelar tes besar-besaran terhadap para atlet elite yang ada saat ini pada Januari 2016. Pada tes itu, segala sisi fisik dan nonfisik atlet, sebut misalnya mental atlet, dianalisis secara ilmiah agar nantinya didapatkan metodologi pembinaan yang maksimal sesuai target masing-masing atlet.

Pada paparan itu, memang nampak seolah peran KONI Pusat yang selama ini mengelola pembinaan atlet seperti dinihilkan. Sutjipto yang selama tiga periode memimpin Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) ini mengatakan, Satlak Prima memang langsung berhubungan dengan induk-induk organisasi olahraga anggota KONI. Namun, hal itu, katanya, tidak sama sekali mengerdilkan tugas KONI Pusat hingga KONI Daerah.

“Jika diambil pembinaan atlet elite, KONI bisa saja melakukan pembinaan di tingkat talent development, sementara pada pembinaan tingkat grassroot bisa dilakukan melalui Diknas,” terangnya. "Seluruh elemen pembinaan ini mestinya bisa berjalan beriringan karena program-program performa puncak pun takkan bisa berjalan maksimal tanpa ada feeder di bawahnya. Untuk itu, usai acara dengan rekan-rekan media, kami pun menggelar acara yang serupa di Bandung, mulai Senin (7/12/2015) depan." ucap Sucipto. Jordan

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...