Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

EQINA Pertanyakan Statement Ketum KONI

Rabu, 20 Februari 2013

Share this history on :
EQUESTRIA Indonesia (EQINA) mempertanyakan pernyataan Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman yang mengaku tidak mengetahui keberadaan EQINA. Pernyataan itu justru dinilai kurang bijak karena PP Pordasi sebagai induk dari EQINA telah memberitahukan keberadaan EQINA, yang dibentuk dalam Musyarawah Nasional (Munas) Masyarakat Equestrian Indonesia, 14 Desember di Bandung. Setelah itu, langsung digelar Rapat Koordinasi (Rakor) EQINA dan PP Pordasi yang hasilnya menyetujui masuknya EQINA menjadi bagian dari Pordasi.

Menurut Sekjen EQINA Ardi Hapsoro Hamidjojo, Pordasi telah mengirimkan surat pemberitahuan itu ke KONI Pusat, 26 Desember 2012 dengan nomor surat 102/KU/PP/XII/2012 dan surat ke KOI, tanggal 26 Desember dan 29 Januari 2013. Dalam surat itu, dilaporkan bahwa pada Rapat Koordinasi Nasional Pordasi dan Musyawarah Nasional Masyarakat Equestrian Indonesia yang dihadiri 22 klub equestrian di Indonesia dan 18 Pengprov Pordasi, akhirnya terbentuk EQINA dan sekaligus ditunjuk Jose Rizal Partokusumo sebagai Ketua Umum dan Ardi Hapsoro Hamidjojo sebagai Sekretaris Jenderal.

"Saya bingung, kenapa pak Tono mengatakan tidak kenal EQINA. Keberadaan kami bukan liar, EQINA terbentuk karena keinginan Masyarakat Equestrian Indonesia yang ingin membawa equestrian berprestasi dan jelas. Artinya, selama ini sejak berdiri selama 4 tahun, EFI sendiri masih juga belum menjadi anggota KONI dan KOI, selain itu mereka juga tidak pernah mengakui klub-klub sebagai anggota EFI. Alasan itulah yang membuat kami membentuk EQINA dan kembali bergabung dengan Pordasi, karena dengan demikian, kami tidak perlu masuk anggota KONI dan KOI, karena otomatis dengan masuk ke Pordasi, kami langsung menjadi anggota KONI dan KOI,” papar Ardi. Selain itu, lanjut Ardi, keputusan mendirikan EQINA juga berdasarkan fakta bahwa selama empat tahun keberadaan EFI, tidak diikuti dengan keberadaan pengurus-pengurus di tingkat provinsi. Itu menjadi fakta bahwa EFI gagal bersosialiasi untuk merangkul potensi dan klub-klub equestrian di daerah.

"Sebelum membentuk EQINA, kami lebih dulu meminta digelarnya Musyawarah Nasional (Munas) EFI, untuk itu Komunitas Equestrian Indonesia yaitu 24 Klub Equestrian dari 33 Klub Equestrian aktif menulis Surat Permohonan Munas kepada EFI. Namun bukan jawaban tertulis yang diperoleh dari EFI, melainkan pernyataan dari saudara Prasetyono Sumiskum dan saudara Fernando Manulang pada bulan November 2012 kepada Perwakilan Komunitas Equestrian bahwa anggota Klub-Klub Equestrian bukan anggota EFI, anggota EFI hanya 9 Orang Pendiri EFI. Oleh karena itulah Komunitas Equestrian Indonesia sepakat menggelar Musyawarah Nasioanl Equestrian Indonesia pada tanggal 14 Desember 2012 yang melahirkan berdirinya EQINA (Equestrian Indonesia),” papar atlet berkuda senior ini. (Jordan)
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...