Menurut Tono bahwa digelarnya PON Remaja dimaksudkan sebagai upaya pembinaan prestasi olahraga nasional khususnya usia remaja atau usia dini. Sekaligus sebagai sarana evaluasi olahraga remaja di Indonesia dan mencari bibit atlet berbakat.
"Tujuan utama kita adalah menjaring bibit atlet potensial yang dapat dibina lebih lanjut dan prestasinya dikembangkan. PON Remaja juga dijadikan sebagai ajang seleksi bagi atlet berprestasi untuk disiapkan ke pentas multi event seperti Youth Asian Games dan Youth Olimpic Games," jelas Tono yang didampingi Kabid Humas dan Media KONI Pusat Azis Manaf kepada wartawan di Jakarta, Jumat (10/1/2014). Nantinya, menurut Tono atlet yang berprestasi akan dipelatnaskan di Program Indonesia Emas (Prima) kategori Pratama.
Lebih lanjut Tono mengatakan, pada PON Remaja yang pertama kali digelar tersebut, diperkirakan akan mempertandingkan sekitar 12-15 cabang olahraga yang diikuti atlet yang berusia 12-16 tahun. Khusus cabang sepakbola, kata Tono, usianya dibatasin hingga 15 tahun.
"Memang ada pengecualian untuk Cabang sepakbola. Sementara cabang-cabang lain, seperti renang, atletik, senam, taekwondo, anggar, dan cabang lainnya, tetap maksimal usia 16 tahun," ucap pensiunan jenderal bintang dua ini. Mantan Ketua Satlak Prima ini menjelaskan, sumber dari penyelenggaraan PON Remaja ini dari APBD, APBN, dan sponsorship atau pihak swasta serta Tuan Rumah Jawa Timur. (Jordan)