Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Satlak Prima & KONI Hanya Akui EFI

Kamis, 11 Desember 2014

Share this history on :
ADANYA dua lembaga equestrian di Indonesia yakni Equestrian Fede¬ration of Indonesia (EFI) dan Equestrian Indonesia (Eqina) serta komunitas equestrian. Membuat pola pembinaan terpecah. Masing-masing lembaga berjalan sendiri-sendiri. Namun siapa lembaga sebenarnya yang berhak untuk menggelar event di tanah air dan secara resmi jelas hanya EFI. Sebab selain EFI satu-satunya lembaga yang diakui Federasi Equestriaan Internasioanl (FEI). Dan lembaga ini juga menjadi anggota KONI Pusat.

Berkaitan hal itu Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Sat¬lak Prima) Suwarno menegaskan untuk menghindari berlarut¬nya persoalan ini, Satlak Prima tegas hanya mengakui EFI selaku federasi resmi yang merupakan anggota Komite Nasional Olahraga Indonesia (KONI). Penegasan tersebut disampaikan Ketua Satlak Prima Soewarno kepada wartawan usai menyaksikan langsung kualifikasi ke-2 SEA Games 2015 cabang equestrian di JPEC Sentul, Jawa Barat, Minggu (7/12/2014) yang digelar EFI di mana hanya diikuti enam rider.

Dengan begitu yang memi¬liki legalitas, kewenangan, dan otoritas membentuk dan mempersiapkan tim equestrian Indonesia ke SEA Games 2015 di Singapura, adalah EFI yang juga diakui federasi euquestrian internasional (FEI). Sikap tersebut, kata Soewarno dilandasi pada Peraturan Pemerintah (PP) No 22 Tahun 2010 tentang Prima.

“Tentu saja sebagai federasi resmi yang berhak menyiapkan tim adalah EFI. Kami berpe¬gang pada PP No 22 Tahun 2010 yang menyebutkan bah¬wa Dewan Pelaksana Prima memiliki kewenangan dalam menyeleksi atlet dan me¬netapkan pelatih andalan nasional di luar yang dibentuk induk cabang olahraga atau PB/PP. Namun langkah ini hanya boleh dilakukan dalam situasi khusus. Itupun dalam klausul dinyatakan tetap harus berkoor¬dinasi dengan PB," kata Suwarno.

Suwarno menambahkan persiapan atlet atau timnas ke multievent internasional, SEA Games harus melibatkan pemerintah, KONI Pusat, Satlak Prima. Itu dijelaskan dalam Perpres Nomor 22 Tahun 2010. Satlak Prima punya kewajiban lakukan pengujian kepada atlet yang mewakili nama Indonesia di tingkat internasional.

Jelas dalam hal ini payung hukumnya sudah ada. Sehingga siapaun tidak bisa seenaknya mengganti atlet dan manajer. Semuanya harus berkoordinasi dengn induk organisasi cabang olahraga yang bersangkutan. Misalnya di cabang equestrian kalau ada yang hendak ikut kualifikasi harus berkoordinasi dengan EFI,” ujar mantan Pangdam Diponegoro Jawa Tengah ini.
“Saya berharap kejadian penggantian menejer equestrian Indonesia saat menghadapi Asian Games Incheon lalu tak terulang,” tegas Suwarno. Saat itu posisi Prasetyana Sumiskum diganti oleh M Asyik tanpa ada pemberitahuan awal. Surat keputusan pun dibuat dadakan tanpa ada pernyataan yang jelas oleh pihak Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Penggantian posisi Prasetyana tanpa pernyataan yang jelas. Peristiwa ini mengagetkan semua pihak dan menimbulkan pertanyaan besar.

Pernyataan Suwarno itu ditanggapi Sekjen PB EFI Prasetyana Sumiskum bahwa siapapun berhak mengikuti kualifikasi SEA Games XXVIII 2015 Singapura. Tentu dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku, kata Tion, sapaan Prasetyana Sumiskum. “Kita sudah menggelar dua kali penyisihan, masih tersisa tiga kali lagi dari lima kali rencana yang kita gelar. Masih ada kesempatan bagi mereka yang ingin ikut kualifikasi,” urai Tion.

Hingga kini belum ada satu pun rider yang sudah pasti lolos. “Namun kerangka Timnas sudah ada bayangan, mereka yang bakal berangkat ke SEA Games 2015 Singapura, kendati masih menyisakan tiga seleksi lagi. Kami masih memberikan kesempatan kepada para raider lainnya untuk mengikuti sisa lainnya,” tegas kakak ipar Rebecca Tumewu ini. (Jordan)

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...